Selasa, 06 November 2012

TOLAK PELURU



TOLAK PELURU

A.    PENGERTIAN TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi.
Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
• Untuk senior putra = 7,257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg
Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun 1896.

B.     TEKNIK DASAR TOLAK PELURU
Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1.      Teknik Memegang Peluru
a.       Jari-jari renggang.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
b.      Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
c.       Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
2.      Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3.      Teknik menolak peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini,
a.       Menolak peluru dengan kedua tangan
1)      Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
2)      Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
3)      Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
4)      Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
5)      Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b.      Menolak peluru dengan satu tangan
1)      Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)
2)      Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)

3)      Lakukan gerakan menolak peluru dengan awalan membelakang gunakan bantuan putaran/ pilin tubuh saat melakukan tolakan (carr,1991)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari teknik tolak peluru:
1.      Hal-hal yang disarankan
a)      Bawalah tungkai kiri merndah
b)      Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin dibelakang
c)      Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak
d)     Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
e)      Putar kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran
f)       Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalm sebuah posisi mendekati badan
g)      Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
2.      Beberapa hal yang harus dihindari
a)      Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
b)      Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
c)      Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
d)     Tidak cukup jauh menarik kaki kanan dibawah badan
e)      Mendarap dengan kaki kaana menghadap ke belakang
f)       Menggerakkkan tungkai kiri terlalu banyak kesamping
g)      Terlalu awal membuka badan
h)      Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau depan
C.    PERALATAN TOLAK PELURU
Alat yang di gunakan dalm tolak peluru:
1.       Rol Meter
2.       Bendera Kecil
3.       Kapur / Tali Rafia
4.       Peluru
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk junior putra = 5 kg
Untuk junior putri = 3 kg
5.      Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6.      Ortodox : gaya menyamping

D.    LAPANGAN TOLAK PELURU
Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

E.     KETENTUAN DISKUALIFIKASI/KEGAGALAN PESERTA TOLAK PELURU
1.      Menyentuh balok batas sebelah atas,
2.      Menyentuh tanah di luar lingkaran,
3.      Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
4.      Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
5.      Peluru ditaruh di belakang kepala,
6.      Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
7.      Menginjak garis lingkaran lapangan,
8.      Keluar lewat depan garis lingkaran,
9.      Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
10.  Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.

F.     PEMBELAJARAN KETRAMPILAN DASAR TOLAK PELURU DENGAN DIMENSI PERMAINAN
Pengenalan tolak peluru dengan dimensi permainan  ditujukan agarsiswa merasa gembira saat pelaksanaan pembelajaran. Hal ini penting karena tidak semua orang menyenagi olah raga ini. Dengan dimensi ini, pembelajaran berlangsung secara kondusif. Metode ini sangant baik untuk mengenalkan peluru dalam bentuk permainan sekaligus memperkenalkan gerakan tolak peluru  seca utuh dan menyeluruh. Bentuk-bentuk permaina tersebut diantaranya:
1.      Melempar bola medisin (medicine ball)
Pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan  Bola Medisin atau disingkat MB ditujukan untuk memperkenalkan gerakan menolak dengan benda yang lunak tetapi memiliki berat yang mendekati alat sebenarnya. MB ini cukup berat tetapi dengan permukaan yang halus memberi rasa aman dan mudah menggunakannya, sehingga siswa cukup responsif pada pembelajaran tolak peluru. Kegiatan mengunakan MB ini diutamakan untuk melatih kelincahan, kekuatan menolak, dan gerakan menolak. Dibawah ini beberapa contoh permainan yang dapat meningkatkan ketrampilan tolak peluru sebenarnya:
a)      Menolak MB berpasangan
Kegiatan ini dilakukan smabil berpasangan dengan jarak kira-kira 2-3 meter. Sudut yang digunakan sesuai dengan berat MB dan jarak dari satu pasangan lainya.
Contoh variasi gerakan yang dapat dilakukan:
1)      Menolak MB dengan dua tangan, posisi kaki sejajar
2)      Menolak MB dengan dua tangan, posisi kaki satu di depan
3)      Menolak MB dengan dua tangan, dengan mengutamakan  melempar satu tangan, gerakan dimulai dari samping badan
4)      Menolak MB dengan satu tangan (dalam hal ini gerakan melempar diutamakan dengan tangan lempar)

b)      Memantukakan MB ke dinding
Kegiatan ini diutamakan pada gerakan menolak dan menagkap MB dengan ketingian yang telah ditentukan. (Carr,1991: 154) gerakan dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1)      Berdiri tegak dengan satu aki berada didepan, pegang MB denagn kedua tangan, prioritaskan tangan kanan sebagai tangan tolak. Kemudian doronglah MB kedinding dari jarak 2 meter  dengan ketingian kira-kira 2 meter dari lantai. Doronglah MB sampai kedua lengan dalam keadaan lurus
2)      Tangkaplah MB sesegera mungkin ketika mulai turun dan lakukan kembali gerakan menolak Mb kedinding  segera setelah kembali keposisi semula.
c)      Menolak mb pada target atau sasaran
1)      Menolak MB pada sasaran atau garis-garis dengan jarak yang telah ditentukan
2)      Latihan menolak MB ini dapat divariasikan dengan cara seperti:
o   Menolak MB pada sasaran lingkaran ban. Letakkan ban dan jaraknya dapat diatur sesuai dengan kemempuan
o   Menolak MB melewati tali yang direntangkan di antar dua tiang denagn ketingian yang bervariasi
o   Menolak MB pada sebuah benda diam atau bergerak



EVALUASI PENDIDIKAN



EVALUASI

1.      Pengertian Evaluasi

Definisi evaluasi yang pertama dikembangkan oleh Relph Tyler (1950) yang mengatakan  bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaiman tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaiman yang belum dan apa sebabnya. Definisi evaluasi yang lebih luas dikemukakan oleh dua orang ahli, yakni Cronbach dan Stufflebeam. Tambahan devinisi tersebut adalah bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Dalam pembelajaran yang terjadi di kelas guru adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil belajar, sehingga guru bertugas untuk mengevaluasi apakah siswa sudah menguasai ilmu yang dipelajari oleh siswa dengan bimbingan guru sesuai dengan tujuan yang dirumuskan. Menurut pengertian lama, pencapain tujuan pembelajaran yang berupa  prestasi belajar , merupakan hasil dari kegiatan belajar-mengajar semata, kualitas belajar mengajar adalah satu-satunya faktor penentu  bagi hasilnya. Tetapi pendapat itu kini sudah tidak berlaku lagi. Pembelajaran bukanlah satu-satunya  faktor yang menentuksn prestasi belajar, karena prestasi merupakan hasil kerja yang keadaannya sangat kompleks,
Apabial sekolah diumpamakan sebagai tempat mengolahsesuatu dan calon siswa diumpamakan sebagai bahan mentah maka lulusan dari sekolah itu dapat disamakan dengan hasil olahan yang sudah siap digunakan. Dengan istilah yang menggunakan teknologi maka tempat pengolahan ini disebut transformasi.
Input
Adalah bahan mentah yang dimasukkan yang dimasukkan kedalam transformasi. Siswa merupakn bahan mentah.
Output
Keluaran yang dihasilkan transformasi
Transformasi
Mesin yang bertugas mengubah bahan mentah mengubah bahan jadi. Sekolah yang dimaksud
Umpan balik
Segala informasi yang menyangkut output  maupun transformasi.
Oleh kerena itu penilain disekolah meliputi banyak segi yang secara garis besar dilihat dari calon siswa, lulusan, dan proses pendidikan secara menyeluruh.

2.      Tujuan atau fungsi evaluasi
Ada beberapa tujuan atau fungsu evaluasi:
a.  Penilain berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilain guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilain terhadap siswanya. Penilain itu sendiri bertujuan untuk :
1.      Untuk memilih siswa yang dapat diterima disekolah tertentu.
2.      Memilih siswa yang dapat naik kelas atau tingkat berikutnya.
3.      Untuk memilih siswa yang mendapat beasiswa
4.      Untuk memilih siswa yang berhak meninggalkan sekolah

b.      Penilaain berfungsi diagnostik
Bila alat yang digunakan dalam penilaian cukup maka dengan melihat hasinya guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu diketahui juga sebab kelemahan tersebut. Sehingga dengan melakukan diagnosis kepada siswa tentang kekurangan dan kelebihanya akan lebih mudah mengatasinya.
c.       Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan  sarana dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sulit sekali dilaksanakan.  Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Sekelompok siswa yang mempunyai penilaian yang sama akan berada dalam kelompok yang sama.
d.      Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan
Dimaksudkan untuk mengetahui  programberhasil diterapkan. Keberhasilan program dipengaruhi beberapa faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem administrasi.

3.      Subjek dan sasaran evaluasi
Subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Contohnya, untuk melaksanakan evaluasi tentang pencapain hasil belajar maka sebagai subjek evaluasi adalah guru.
Sasaran evaluasi adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat penilaian karena penilai mengiginkan informasi tentang sesuatu tersebut.
Sasaran penilain untuk unsur-unsurnya meliputi : input, transpormasi, dan output.
a.       Input
Calon siswa sebagai pribadiyang utukh dapat ditinjau dari beberapa segi yang menghasilkan beberapa  bentuk tes yang digunakan sebagai alat alat untuk mengukur.
Aspek yang bersifat rohani ada 4 :
1)      Kemampuan
Untuk dapat mengikuti program dalam sekolah maka calon siswa harus mempunyai kemapuan yang sepadaan. Alat yang digunakan untuk  mengukur kemampuan ini disebut tes kemempuan attitude test.
2)      Kepribadian
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat dalm diri manusia yang berbentuk tingkah laku. Alat yang digunakan untuk memngetahui kepribadian seseorang disebut tes kepribadian atau personality test.
3)      Sikap-sikap
Sikap merupakan bagian dari tingkah laku manusia sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang memencar keluar. Alat untuk mengetahui keadaan sikap seseorang dinamakan tes sikap atau attitude test. Oleh karena tes ini berupa skala maka disebut sekala sikap.
4)      Inteligensi
Untuk mengetahui tingkat inteligensi digunakan tes inteligensi yang sudah banyak diciptakan oleh para ahli, yang terkenal  tes buatan Binet dan Simon yang dikenal dengan tes Binet-Simon. Dari hasil tes akan diketahui IQ orang tersebut.
b.      Transformasi
Banyak unsur yang terdapat dalam transformasi yang semuanya dapat menjadi sasaran  atau objek penilaian demi diperoh hasil pendidikan yang diharapkan. Unsur-unsur dalm transformasi :
1)      Kurikulum/materi
2)      Metode dan cara penilaian
3)      Sarana pendidikan/media
4)      Sistem administrasi
5)      Guru dan personal lainnya
c.       Output
Penilain terhadap lulusan sauatu sekolah dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapain prestasi belajar selama mengikuti program. Alat yang digunakan  untuk mengukur pencapain ini disebut tes pencapaian atau achievement test.
4.      Prinsip evaluasi
Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu antara
(a)    Tujuan pembelajaran
(b)   Kegiatan Pembelajaran atau KBM, dan
(c)    Evaluasi.
Dapat digamparkan sebagai berikut :
                     Tujuan


       KBM                                         Evaluasi
Penjelasan dari bagan diatas adalah sebagai berikut :
a.       Hubungan  antara tujuan dengan KBM
KBM  yang dirancang dalam bentuk  rancana mengajar disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, anak panah yang menunjukkan hubungan antara keduanya mengarah pada tujuan dengan makna bahwa  KBM mengacu pada tujuan, tetapi juga mengarah deri tujuan ke KBM, menunjukkan langkah tujuan dilanjutkan  pemikirannya ke KBM.
b.      Hubungan antara tujuan dengan evaluasi
Jika diliohat dari langkah menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.
c.       Selain mengacu pada tujuan evaluasi juga harus mengacu pada KBM
5.      Teknik evaluasi
Secara garis besar tekhnik evaluasi ada 2 :
a.       Teknik tes
Dalam buku yang berjudul Evaluasi pendidikan karya Drs. Amir  Daien Indrakusuma, tes adalah alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Sedangkan definisi tes menurut Webster’s Collegian adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang diginakn untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
-          Tes diagnostik
-          Tes formatif
-          Tes sumatif
Keterangan dari masing-masing tes adalah sebagai berikut.
1)      Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan perlakuan yang tepat.Tes diagnostik dilakukan pada awal program.
Contoh :
Untuk mengerjakan penjumlahan dan pengurangan guru harus yakin bahwa siswanya sudah memahami tentang angka. Oleh karena itu sebelum guru  mengajarkan tentang pengurangan dan penjumlahan siswa harus sudah diajarkan tentang bilangan. Kemudian guru mengadakan tes diagnostik untuk mengetahui penguasan tentang bilangan.
2)      Tes formatif
Tes formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejeuh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program / pelajaran tertentu. Tes formatif dilakukan pada akhir pelajaran. Tes ini merupakan post test atau tes akhir proses.
 program
 
Pre-test                                                           post test
(tes awal)                                                      (tes akhir)


Tes formatif mempunyai manfaat bagi siswa dan guru maupun bagi program itu sendiri.
Manfaat bagi siswa :
a)      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah mengetahui dan menguasai pelajaran secara menyeluruh.
b)      Merupakan penguatan (reinforcement) bagi siswa.
c)      Usaha perbaikan
d)     Sebagai diagnosis
Manfaat bagi guru
Dari hasil tes formatif guru dapat mengetahui:
a)      Sejauh mana bahan yang diajarkan dapat diteriama oleh siswa
b)      Bagian- bagian yang belum dikuasai betul oleh siswa
c)      Dapat meramalkan sukses atau tidaknya seluruh program yang diberikan.
Manfaat bagi program
Setalah diadakan tes formatif maka diperoleh hasil. Dri hasil tersebut dapat diketahui :
a)      Kesesuain program/pembelajaran dengan kecakapan anak
b)      Persyaratan atau pengetahuan yang belum diperhitungkan
c)      Alat, sarana, prasarana untuk mempertinggi hasil belajar
d)     Metode, pendeketan dan alat evaluasi yang tepat
3)      Tes sumatif
Tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Dalam pengalaman sekolah, tes formatif disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umumyang dilaksanakan pada tengah semester atau akhir semester
Manfaat tes sumatif :
a)      Untuk menentukan nilai
Tes ini digunakan untuk meneentukan nilai untuk mementukan kedudukan anak diantara teman-temannya.
b)      Untuk menentukan seorang siswa dapat atau tidak menerima rrogram berikutnya.

b.      Teknik non-tes
Yang termasuk teknik non tes adalah :
-          Skala bertingkat (rating scale)
-          Kuesioner (questionair)
-          Daftar cocok (check list)
-          Wawancara (interview)
-          Pengamatan (observation)
-          Riwayat hidup

1)      Skala bertingkat
Skala mengambarkan sesuatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil pertimbangan. Contohnya adalah tingkat kegemeran berolah raga siswa, dapat digambarkan sebagai berikut :


 
Biasa
 
Tidak suka
 
          
                                                                                                            

2)      Kuesioner
Kuesioner juga sering dsebut angket. Pada dasarnya kuesioner adalah sebuah daftar pertanyyan yang harus diisi oleh seorang responden.
Macam-macam kuesioner :
a)      Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada :
-          Kuesioner langsung : kuesioner yang di isi langsung oleh responden
-          Kuesioner tidak langsung : kuesioner yang diisi oleh bukan orang yang dimintai keterangannya.
b)      Ditinjau dari cara menjawab
-          Kuesioner tertutup : kuesioner yang disusun  dengan menyediakan pilihan jawaban
-          Kuesioner terbuka : kuesioner yang tanpa menyediakan pilihan jawaban sehingga responden bebas berpendapat
3)      Daftar cocok
Daftar cocok adalah deretan pernyataan yang biasanya singkat-singkat, dimana respoden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang disediakan.
4)      Wawancara
Wawancara  adalah suatu metode yang digunakn untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 cara :
a)      Wawancara bebas : responden bebas untuk mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh si pembuat subjek.
b)      Wawancara terpimpin : wawancara yang dilakukan oleh subyek evaluasi  dengan cara mengajukan pertanyaan yang sudah disusun terlebih dulu. Sehingga responden tinggal membubuhkan tanda cocok.
5)      Pengamatan
Pengamatan adalah suatu teknik yang dilakukan dengan melekukakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Ada 2 macam observasi :
a)      Observasi pertisipasi : yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan keleompok yang sedang diamati.
b)      Observasi sistematis : observasi dimana faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur kategorinya.
c)      Observasi eksperimental : observasi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
6)      Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selam masa hidupnya.
6.      Ciri-ciri tes yang baik
Sebuah tes dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan  tes, yaitu :
a)      Validitas
Dapat mengukur apa yang hendak diukur ; tepat; sahih; ketepatan
b)      Reliabilitas
Artinya  ketetapan; dapat dipercaya; tidak berubah-ubah
c)      Objektivitas
Tidak ada unsur pribadi yang mempengaruhi
d)     Praktikabilitas
Tes tersebut praktis, mudah pengadministrasiannya.
Tes yang praktis adalah tes yang :
1)      Mudah dilaksanakan
2)      Mudah pemeriksaanya
3)      Dilengkapi dengan petunjuk yang jelas
e)      Ekonomis
Ekonomis yang dimaksud adalah  pelaksanaan tes tidak membutuhkan ongkos yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.suharsini


Sumber : Suharsini Arikunto Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Penerbit PT Bumi Aksara, 2009